Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Inilah Sejarah Perkembangan Drama, Pementasan Lakon Dari Zaman Purba Hingga Abad Sekarang

BAB 3 (TIGA) SEJARAH PEMENTASAN LAKON (Buku Teori Drama_Pementasan Part 3)

A. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Zaman Purba

Menurut Amir (1990) materi drama pada zaman purba adalah lakon nyata tentang hidup yang bersumber dari tradisi, kebiasaan, dan budaya berkaitan dengan ritual dalam masyarakat. Para aktor siapa saja yang terlibat dalam pementasan yang dilakukan secara spontan. Tujuan pementasan untuk menghibur masyarakat sehabis melaksanakan kerja keras. Setting atau tempat bermain adalah alam terbuka di seputar api unggun. Penonton bebas berpartisipasi, sebagai aktor dan pemusik. Sifat unsur spectacle menonjol, menggunakan kostum yang dipakai masyarakat setempat, menggunakan topeng dan bunyi-bunyian. Stage menyatu dengan alam.

B. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Zaman Yunani

Drama pada masa itu didahului pemberian korban domba atau lembu kepada Dionysus, dengan nyanyian yang dinamakan tragedy. Dalam perkembanganya Dionysus digambarkan sebagai manusia dan dipuja sebagai Dewa kesuburan. Tragedi dilukiskan sebagai perjuangan manusia melawan nasib. Sedangkan komedi pada masa Yunani Purba berupa karikatur terhadap kesedihan dengan maksud berolok-olok terhadap penderitaan, kebodohan, dll. (Harymawan, 1986:80). Tokoh drama tragedi Yunani di antaranya Aeschylus, Sopochles, Euripides. Drama ini dikenal sebagai drama 5 babak (tragedi raja/ pahlawan). Pementasan sudah dilaksanakan dalam gedung teater. Sedangkan dalam drama komedi dikenal tokoh seperti Aristophanes dan Menander.

Sejarah Perkembangan Drama Pementasan Lakon Dari Zaman Purba Hingga Abad Sekarang
Sejarah Perkembangan Drama Pementasan Lakon

C. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Zaman Romawi

Pada masa itu muncul pertunjukan yang mengerikan, dengan kostum dan setting yang mewah melanjutkan tragedi Yunani. Mula-mula bersifat religius kemudian mengarah pada pertunjukan adu kekuatan. Drama merupakan tradisi yang diselenggarakan secara rutin untuk mempertunjukkan kebesaran Roma.

D. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Zaman Pertengahan

Munculnya genre drama keagamaan, drama gereja, abad 11-16, drama neoklasik yang aturannya tidak seketat drama klasik dari sudut keutuhan, waktu, dan tempat. Lahir drama-drama nasional. Pementasan terbuka dengan panggung khusus. Penyutradaraan berkembang.

Naskah yang ditulis pada masa itu bersifat puitis, agak bebas dalam penyusunan naskah, dan kurang mengikuti hukum-hukum dalam drama berkait keutuhan tempat dan waktu, bersifat simultan dan penggarapannya campuran antara tragedi dan komedi. Tokoh-tokoh drama terkenal di antaranya William Shakespeare.

Pada pemerintahan Ratu Elizabeth I (1558-1603) drama sangat berkembang. Ratu membangun gedung-gedung teater dengan gaya megah. Drama pada masa Elisabetan ini didominasi oleh William Shakespeare (1564-1616) selain juga ada penulis naskah lain seperti Christopher Marlow, Thomas Kyd dan Fletcher (Harymawan, 1986:83).

E. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Abad 19

Lahirnya gaya penulisan naturalisme dan realisme. Materi berupa problem sosial dan psikologis. Realisme terbagi dalam realism sosial dan psikologis. Realisme sosial materi berkait dengan persoalan rakyat jelata seperti petani, pelaut, buruh, dan sebagainya dengan akting wajar seperti dalam kehidupan sehari-hari. Dalam realisme psikologis akting mengacu pada unsur kejiwaan dengan memanfaatkan penekanan intonasi kata kalimat, dan lambang-lambang. Beberapa penulis naskah realis pada masa itu Hendrik Ibsen (Norwegia), Charles Bernard Shaw (Inggris), August Strinberg (Swedia), dan Eugene O’ Neil (Amerika).

Selain gaya naturalis dan realis, pada masa ini muncul aliran ekspresionis. Gaya ini terpengaruh realisme namun bersifat sangat ekstrem, mementaskan keos dan kehampaan. Drama yang “ingin menyatakan sesuatu” berkembang di negara yang mengalami perang dan revolusi seperti di Jerman dan Rusia. Ciri-ciri drama pada masa itu melakukan pergantian dengan cepat, memanfaatkan pentas ekstrem dan fragmen yang filmis atau meniru gaya film. Pengaruh kuat drama ini menginspirasi penulis Indonesia melakukan protes sosial seperti Marsinah Menggugat, Tumirah Sang Mucikari, dan Semar Gugat.

F. Sejarah Drama, Pementasan Lakon Abad 20

Teater realis berkembang dengan munculnya penulisan teks dan kebebasan bereksperimentasi. Pada masa ini muncul organisasi teater. Terdapat empat aliran besar yang dipengaruhi oleh gaya atu aliran terdahulu yaitu ekspresionis, realis, romantik, dan absurd. Teknik penyutradaraan agak longgar dan cenderung kurang baku. Namun di antara aliran yang ada aliran absurd lebih dominan dibandingkan aliran realisme dan ekspresionis. Karya-karya Samuel Beckett, Eugene Ionesco mempengaruhi penulis naskah Indonesia seperti Iwan Simatupang, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, dan Arifin C. Noor.

G. Perkembangan Drama Indonesia

Drama Indonesia modern tidak lepas dari proses akuturasi masuknya drama-drama Barat dan teater timur ke dalam drama Indonesia baik isi cerita dan cara penggarapannya. Di bawah ini adalah garis besar perkembangan Drama Indonesia dari masa ke masa.

  1. Masuknya drama-drama Barat (Komedi Stambul, Opera), dan wayang.
  2. Tahun 1923-1928: Munculnya drama cerita-cerita Minangkabau.
  3. Tahun 1925: Massa kepopuleran Miss Ribut.
  4. Tahun 1926-1935: Massa Panggung Dardanella.
  5. Tahun 1937-1940 : Drama mengalami penurunan dan pindah ke film.
  6. Tahun 1942-45: Pada zaman Jepang drama mengalami masa keemasan, karena sebagai alat propaganda Jepang dalam Perang Asia Timur Raya (PD 2)
  7. Tahun 1945-1948: Masa revolusi, kegiatan berkesenian menurun karena rakyat disibukkan oleh perang mempertahankan kemerdekaan.
  8. Tahun 1950: Group/kelompok mahasiswa: Muncul drama relasi karya Utuy Tatang Sontani. Motinggo Busye, Kirjomulyo, dll.
  9. Tahun 1959: Muncul drama-drama heroik
  10. Tahun 1964-1965: Studi Club Teater Bandung, drama politik Studi Group Teater (Rendra), Club Teater (Jim Liem), Arena (Emil Sanosa), dll.
  11. Tahun 1970: Kebangkitan Bengkel Teater Rendra, Teater Kecil Arifin C. Noor, Teater Populer Teguh Karya.
  12. Tahun 1973: Teater Eksperimen, Teater Dinasti, Teater Alam
  13. Tahun 1974-2000: Teater kampus seperti Teater Gajah Mada, Unit Studi Sastra dan Teater, Teater Lobby Dua, dll. Komunitas teater seperti Gandrik, Jeprik, Garasi, di Yogyakarta, Teater Mlarat di Malang, dan teater di berbagai kota seperti Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, Bandung, Padang, Makasar dan kota-kota lain.
  14. Tahun 2000 – Sekarang: Munculnya bengkel Teater dan penulisan naskah drama yang difasilitasi oleh Balai bahasa, munculnya kelompok drama remaja di berbagai sekolah dan adanya festival teater yang diselenggarakan oleh komunitas kampus, sekolah, dan masyarakat. Munculnya pementasan “wajib” bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah drama di Program Studi Sastra setiap tahun menambah daftar panjang perkembangan teater di tanah air. Berbagai pihak mendukung pementasan teater baik di kampus maupun di luar kampus dengan berpartisipasi dalam sponsorship.
11. Pembahasan Terkait Dengan Materi Yang Sedang Anda Baca Saat Ini Tentang DRAMA TEORI DAN PRAKTIK PEMENTASAN 

Terimakasih telah datang berkunjung dan membaca artikel tentang Sejarah Drama, Pementasan Lakon Zaman Purba Hingga Abad Sekarang, Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan baru kepada kita semua.

Posting Komentar untuk "Inilah Sejarah Perkembangan Drama, Pementasan Lakon Dari Zaman Purba Hingga Abad Sekarang"